Home » » Perjalanan Masih Panjang

Perjalanan Masih Panjang

Written By Unknown on Rabu, 18 Desember 2013 | 18.43

http://putrapitil.blogspot.com/
Timnas Indonesia U-23 akhirnya lolos ke babak semifinal SEA Games 2013. Hasil ini cukup melegakan, mengingat di tiga pertandingan pertama, Garuda Muda tampil acak-acakan.

Di laga perdana, Indonesia berhasil memetik poin penuh dari Kamboja. Namun, penampilan Andik Vermansyah dkk tidak memuaskan, bahkan bagi pelatih Rahmad Darmawan. Organisasi permainan tidak tampak. Tidak terlihat peragaan-peragaan taktis dari sebuah tim yang solid.

Situasi semakin buruk ketika menghadapi Thailand. Tim Negeri Gajah Putih mengeksploitasi kelemahan Garuda Muda, dan akibatnya empat gol menjebol gawang Indonesia.Rahmad Darmawan harus menyaksikan timnya kalah 1-4 di pertandingan tersebut.

Setelah dua penampilan tak menjanjikan, beberapa kalangan di Tanah Air berharap tim bisa mengubah penampilan ketika menghadapi Timor Leste. Para pemain diimbau tidak bermain individual, dan mengandalkan kolektivitas tim. Namun, kembali Indonesia tampil di bawah bentuk terbaik sehingga hanya bermain imbang 0-0.

Beruntung bagi Indonesia, kali ini, sistem yang dipakai adalah head to head, bukan selisih gol, untuk menentukan siapa yang berhak melaju di antara dua tim yang punya poin sama. Artinya,  yang menentukan adalah hasil saat kedua tim bertanding. Indonesia akhirnya lolos ke babak semifinal, setelah mengalahkan Myanmar dengan perjuangan berat 1-0. Kedua tim memiliki poin yang sama, tujuh.

Myanmar memang tim tangguh, namun mental juara mereka nampaknya belum terlalu bagus. Setelah melalui tiga pertandingan sebelumnya secara meyakinkan, yaitu mengalahkan Kamboja 3-0,  membungkam Timor Leste 3-1, dan bermain seri dengan Thailand 1-1, Myanmar antiklimaks di hadapan Indonesia.Padahal Myanmar hanya butuh bermain imbang.

Nay Lin Tun dkk seolah tak sanggup menanggung harapan teramat besar yang dibebankan di pundak mereka pada laga pamungkas. Dengan tiga penampilan Myanmar yang mengesankan sebelum bertemu Indonesia,  para pendukungnya menjadi sangat percaya diri di partai terakhir penyisihan Grup B itu. Publik negeri Aung San Suu Kyi boleh jadi teringat kebesaran tim nasional mereka di dekade 1960-1970-an. Sama seperti Indonesia selalu mengenang zaman emas dengan momen sejarahnya, ketika  Aang Witarsa cs menahan imbang  pasukan Uni Soviet di Olimpiade 1956.

Euforia terlalu kasat mata menciutkan nyali para pemain Myanmar. Di babak-babak pertama, mereka bermain kikuk, sehingga mudah ditekan Merah-Putih. Gema optimisme di tribun, justru membuat pemain Myanmar tegang dan akhirnya melakukan kesalahan yang membuat Alfin Tuasalamony mendapat penalti dan mengeksekusinya dengan cantik untuk menenggelamkan Myanmar 1-0.

Meski Myanmar tak pernah mengecap medali emas SEA Games sejak 40 tahun lalu, kekalahan akhirnya menjadi sangat sulit diterima. Sehingga di antara mereka mencoba membuang harapannya dengan menerbangkan batu-batu ke tengah lapangan, saat usia pertandingan menjelang penghabisan.

Di pengujung laga, para punggawa Indonesia bersujud dan berjingkrak kegirangan, tapi Rahmad Darmawan paham, pasukannya harus segera berbenah. Target Indonesia bukan lolos ke semifinal, melainkan emas SEA Games 2013.

Jalan masih terjal.Pekerjaan berat masih menunggu, karena partai hidup mati, tak pernah mudah. Selain terus bermain kolektif dan meninggalkan cara bermain individual, kita berharap,  Garuda Muda, tidak terbebani dan melakukan kesalahan yang sama seperti Myanmar, sehingga kembali bisa bersujud atau melompat-lompat gembira di setiap pengujung laga di SEA Games kali ini.Semoga...

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

INGAT WAKTU IBADAH..!

Powered by Calendar Labs


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. DUNIA OLAHRAGA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger